Jumat, 02 Januari 2015

Analisis Kitab Primbon Betal Djemur

ANALISIS KITAB PRIMBON BETAL DJEMUR
No. 1 Lungguhe Dina lan Pasaran
Pada bab ini menjelaskan mengenai dina lan pasaran, serta segala sesuatu yang berkaian dengan hal-hal yang baik yang perlu dilakukan pada hari tersebut. Kemudian jika dilihat dari pasaranya misalkan legi. Sama seperti kriteria yang digunakan pada Dina. Pasaran juga mengnakan patokan yang sama. Patokan tersebut berlaku untuk semua hari dan pasaran, ini sudah merupakan kesepakan dan ketentuan.
No. 2 Neptu Dina, Sasi, Pasaran, Lan Tahun
Pada bab ini menjelaskan neptu atau jumlah yang ada disetiap hari maupun pasaran serta bulan dan tahun.
No. 3 Dina Ala
Tidak bisa  digunakan untuk bpergian dan lain-lainnya
Pada bab ini menerengkan mengenai hari-hari yang buruk untuk seseorang yang sedang melakukan bepergian. Karena biasanya hal ini dianggap ora ilok atau kalau bepergian di hari- hari yang dianggap ebagai hari yang kurang membawa keberuntungan untuk bepergian.
No. 4 Dina ala banget
Tidak bisa  digunakan untuk bpergian dan lain-lainnya
Sama seperti halnya dengan no.3, pada bab ini menerengkan mengenai hari-hari yang sangat buruk untuk seseorang yang sedang melakukan bepergian.
No. 5 Dina Taliwangke
Bab ini menjelaskan tentang hari-hari yang dihindari oleh masyarakat. Yang wukunya (hari) adalah 30, dan hari yamg dianggap harus dihindari (taliwangke) 6. Dan hari-hari itu dianggap sebagai hari yang arus dihindari.
No. 6 Dina Saparwangke
Dalam bab ini dijelasakan bahwa hari samparwangke itu  adalah hari yang penuh dengan keburukan. Wukunya (hari) adalah 30, yang didalamny aterdapat 5 hari wangke yang jatuhnya di ringkel Anjang.
No. 7 Kunarpaning warsa (tahun)
Dalam bab ini dijelaskan mengenai larangan untuk menikah dan sebagainya. Dan dalam hitungan tahun ini dihitung disetiap tanggal 29 atau  30 di bulan Besar.
No. 8 Sangaring warsa (Tahun)
Dalam bab ini dijelaskan sama seperti pada bab yang sebelunya yaitu larangan mengenai menikah, mungkin pada bab ini menikah pada bulan Sura tanggal 3.
No. 9 Sasi Rahaju
Pada bab ini djelaskan bahwa terdapat hari-hari tertentu di setiap bulan, yang baik digunakan untuk untuk melakukan kegiatan-kegian tertentu.
No. 10 Sasi Sardju
Pada bab ini djelaskan bahwa terdapat hari-hari tertentu di setiap bulan, yang lumayan baik digunakan untuk untuk melakukan kegiatan-kegian tertentu
No. 11 Pati Uriping Sasi
Pada bab ini djelaskan tanggal-anggal maupun bulan yang baik digunakan untuk melakukan suatu kegiatan, dan juga disini juga dijelaskan mengenai tanggal dan bulan yang buruk untuk melakukan kegiatan.
No. 12 Anggarakasih
Pada bab ini djelaskan bahwa yang dimaksud dengan asnggarakasih adalah bulan dimana pada bulan tersebut tidak terdapat hari Selasa Kliwon.  Atau bahkan membawa pengaruh yang buruk terhadap pernikahannya nanti.
No. 13 Larangan Sasi
Pada bab ini dijelaskan mengenai larangan untuk menikahkan seorang pengantin pada tahun dan bulan-bulan tertentu.
No. 14 Sangaring Tanggal
Pada bab ini dijelaskan mngerjakan sesuatu yang yang dihindari. Serta dalam bab ini juga menjelaskan setipa bulan yang terdapat tanggal dan hari-hari taliwangke  serta kejadian-kejadian apa yang akan terjadi jika hal tersebut tetap diakukan.
No. 15 Petung Pasatohan Salaki Rabi
Pada bab ini menjelaskan mengenai perhitungan tanggal yang dilakukan untuk mengetahui kelebihan tanggal atau sisa tanggal kepada calon pengantin laki-laki maupun pengantin perempuan.
No. 16 Petung Salaki Rabi
Pada bab ini menjelaskna mengenai menghitung jumlah weton (pasaran)calon mempelai laki-laki dan perempuan, serta menghitung hari dan pasarannya kemudian dijumlahkan dan yang terakhir dibagi 4. Kemudian biasanya turanya tidak lebih dari 4 angka.
No. 17 Petung Salaki rabi
Bab ini menjelaskan mengenai weton (pasaran) yang dimiliki oleh penganten laki-laki maupun perempuan. Disini juga dijelaskan mengenai masing-masing weton yang dimiliki oleh kedua belah pengantin, kemudian jika mereka menikah maka hari lahir kedua mempelai data dijadikan patokan untuk menentukan untuk masa depan pengantin tersebut
No. 18 Petung Salaki Rabi
Pada bab ni menjelaskan mengenai aksara dari nama kedua pengantin, haya diambilpada bagian depannya dan bagian belakangnya saja.
No. 19 Petung Salaki Rabi
Pada bab ni menjelaskan mengenai aksara dari nama kedua pengantin, haya diambilpada bagian depannya dan bagian belakangnya saja.
No 20 Petung Salaki Rabi
Pada bab ni menjelaskan mengenai aksara dari nama kedua pengantin, haya diambilpada bagian depannya saja.
No. 21 Petung Salaki Rabi
Bab ini menjelaskan wewaton makam agung (Kraton Muliya) yaitu dari aksara jawa yang digunakan sebagai nama pengantin.
No. 22 Petung Salaki Rabi
Bab ini menjelaskan bahwa weton dari pengantin laki-laki dan perempuan di jumlahkan kemudian dibagi 10, dan sisanya tidak boleh lebih dari 7.
No. 23 Petung Salaki Rabi
Pada bab ini dijelaskan mengenai weton (pasaran) dan hari kemudian ditentukan neptunya(nilai). Kemudian dijumlahkan dan dibagi 5, kemudian yang dilihat adalah sisanya.
No. 24 Petung Salaki Rabi
Pada bab ini menjelaskan mengenai weton dari pasangan pengantin laki-laki dan perempuan, kemudian neptu dari hari dan tanggal keduanya dijumlahkan, kemudian ditambah dari neptu sasi, tahun dan tanggal setelah itu dibagi menjadi 9, kemudian dilihat sisanya.
No. 25 Petung Salaki Rabi
Pada bab ini menjelaskan sama halnya dengan No. 24 yaitu mengenai weton dari pasangan pengantin laki-laki dan perempuan, kemudian neptu dari hari dan tanggal keduanya dijumlahkan, kemudian ditambah dari neptu sasi, tahun dan tanggal setelah itu dibagi menjadi 3, kemudian dilihat sisanya.
No. 26 Dina Ala
Pada bab ini jelaskan bahwa keluarga tidak boleh mengadakan perayaan pernikahan dan yang lainya.
No. 27 Dina Sangaring Sasi
Pada bab ini jelaskan bahwa keluarga tidak boleh mengadakan perayaan pernikahan dan yang lainya.
No. 28 Na’asing Para Nabi
Pada bab ini jelaskan bahwa keluarga tidak boleh mengadakan perayaan pernikahan dan yang lainya. Disini juga dijelskan bahwa di setiap bulan terdapat tanggal dimana tanggal tersebut termasuk salah satu tanggal yang tidak baik yang digunakan untuk pernikahan, khitana, syukuran atau acara yang lainnya.
No. 29 Na’asing Tanggal
Pada bab ini jelaskan bahwa keluarga tidak boleh mengadakan perayaan pernikahan dan yang lainya. Disini juga dijelskan bahwa di setiap bulan terdapat 2 tanggal dimana tanggal-tanggal  tersebut termasuk tanggal yang dipercaya sebagai tanggal yang tidak baik
No. 30 Sangaring Tanggal
Pada bab ini jelaskan bahwa keluarga tidak boleh mengadakan perayaan pernikahan dan yang lainya. Disini juga dijelskan bahwa di setiap bulan terdapat tanggal dimana tanggal tersebut termasuk salah satu tanggal yang tidak baik yang digunakan untuk pernikahan, khitana, syukuran atau acara yang lainnya.
No. 31 Bangas Padewan
Pada bab ini jelaskan bahwa keluarga tidak boleh mengadakan perayaan pernikahan dan yang lainya. Disini juga dijelskan bahwa di setiap bulan terdapat 2 tanggal dimana tanggal tersebut termasuk tanggal  yang tidak baik yang digunakan untuk pernikahan, khitana, syukuran atau acara yang lainnya.
No. 32 Taliwangke
Pada bab ini jelaskan bahwa keluarga tidak boleh mengadakan perayaan pernikahan dan yang lainya. Disini juga dijelskan bahwa di setiap bulan terdapat hari dan juga pasaranya tersebut termasuk salah satu hari yang tidak baik yang digunakan untuk pernikahan, khitana, syukuran atau acara yang lainnya.
No. 33 Ala Betjiking Sasi kanggoIdjabing Penganten
Pada bab ini bulan yang baik untuk melaksanakan uparaca pernikahan tersebut jatuh pada bulan Djuladilakir, Redjeb, Ruwah dan Besar.
No. 34 Pamilihing Dina Idjabing Penganten Rupa 3
Dalam bab ini dijelsakan bahwa dalam pemilihan hari ijab qabul terdapat 3 macam. Dalam pemilihan hari untuk pernikahan ini harus dipilih hari yang paing baik.
No. 35
-
No. 36 Sa’at Idjabing Penganten Miturut  Tanggale
Dalam bab ini menjelaskan tentang ijab pada pernikahan, dilihat dari tanggal dan jam pada saat melakukan penikahan tersebut.
No. 37 Sa’at Idjabing Penganten Miturut  Ndadarine (wetune) Lintang Suhara
Dalam bab ini menjelaskan tentang ijab pada pernikahan, dilihat dari hari dan jam (siang dan malam) pada saat melakukan penikahan tersebut.
DUWE GAWE MANTU
No. 38 Tarub
Pada bab ini menjelaskan bahwa jika pada hari H perayaan pengantin kurang dari 3,2 atau bahkan 1 hari dari hari ang telah dietapkan sebagai hari yang baik, kemudian tarub.
No. 39 Pamilihing Dina Betjik kanggo Tarub
Pada bab ini dijelaskan mengenai pemilihan hari pemasangan tarub yang baik di kediaman sang pengantin. Perhitungan ini dilihat dari neptunya hari dan pasaran.
No.40 Pamilihing Dina Betjik kanggo Tarub
Dalam bab ini penghitungan pemasangan Tarub dilihat dari tanggal pada bulan pelaksanaan prosesi pernikahan.
No. 41 Pamilihing Dina Betjik kanggo Tarub
Sama seperti No. 40, pada bab ini juga menjelaskan bagaimana pemasangan tarub yang baik, dalam satu bulan pada bulan pernikannya.
No. 42 Sa’at Tarub
Dalam pemasangan tarub juga harus menggunakan sa’at. Dalam konteks ini dapat memilih sa’at No. 35, No. 36, dan No. 37.
No. 43 Pangango
Dalam bab ini menjelaskan mengenai pakaian apa yang akan dikenakan saat setelah pemasangan tarub sampai ijab
No. 44 Slametan Penganten
Pada bab ini menjelaskna mengenai upacara serta selametan (syukuran) yang dilakukan pada saat proses pernikahan.
No. 45 Sarat lan Sadjen Mantu
Dalam bab ini menjelaskan syarat-syarat dan kelengkapan serta sesaji yang digunakan sebagai pelengkap dalam prosesi pernikahan.
No. 46 Sasrahan (lamaran)
Dalam bab ini menjelaskan prosesi seserahan (lamaran). Kegiatan ini dilakukan pada saat pernikahan  atau proses ijab qabul kurang dari 1-3 hari.
No. 47 Siraman Penganten
Bab ini menjelaskan pada hari dimana penganten dimidodareni (malamnya), sebelum prosesi itu dilaksanakan, paginya kedua penganten mengadakan prosesi siraman.
No. 48 Midodareni
Prosesi ini dilakukan setelah melakukan siraman. Pada malam harinya penganten perempuan melakukan midodareni, kemudian sekitar pukul 7 calon pengantin laki-laki dan keluarganya dating ke rumah calon pengantin perempuan.
No. 49 Sanggan Penganten
Bab ini menjelaskan jika pengantin laki-laki ingi bertemu dengan pengantin perempuan harus membawa sanggan (tebusan).
No. 50 Penganten Lanang Arep Idjab (Nikah)
Pada bab ini dijelsakan bahwa hanya pengantin laki-laki saja yang melakukan ijab qabul dan didampingi para sesepuh dan orang tua, serta kedua keluarga, tanpa adanya calon pengantin perempuan.
No. 51 Paes Penganten Lanang
Sebelum bertemu dengan pengantin wanita, pengantin laki-laki harus dandan terlebih dahulu. Dalam bab ini dalam elakukan dandan (paes) memerlukan tata cara yang harus dilakukan.
No. 52 Paes Penganten Wadon
Sama seperti pengantin laki-laki yang harus dandan (paes), begitu juga dengan pengantin perempuan juga harus melakukan dandan (paes). Pengantin pere,puan juga harus menjalankan rentetan tata cara daam melakukan paes.
No. 53 Temuning Penganten
Dalam bab ini menjelaskan mengenai pertemuan kedua pengatin setelah proses ijab dan paes. Setelah ketemu kedua pengantin diapit oleh sesepuh. Kemudian para pengantin melakukan tata cara yang telah diatur oleh piƱata acara
No. 54 Slametan Sepasar
Pada bab ini menjelaskan proses terakhir dari proses pernikahan yaitu acara selametan sepasar. Ditandai dengan pemberian jenag pada orang yang lebih tua.
No. 55 Slametane Wong Meteng
Dalam bab ini menjelaskan mengenai selametan atau syukuran yang dilakukan oleh orang yang sedang hamil. Selametan ini dilakukan setip bulanya dengan makanan yang berbeda-beda sampai usia kandungan menginjak usia 9 bulan.
No. 56 Slametan Tingkeb
Pada bab ini menjelaskan mengenai prosesi selametan upacara tingkeban.
No. 57 Pal Baji lair
Dalam bab ini menjelaskna mengenai hari dan jam ketika bayi lahir, baik di siang maupun malam.
No. 58 Djabang Bayi Lair
Ketika sang bayi lahir maka telinga sebelah kanan harus diadzani kemudian telinga sebelah kirinya dikomati.
No. 59 Ngetok Usus
Bab ini menjelaskan proses pemotongan usus bayi.
No. 60 Mendem Ari-Ari
Menjelaskan prosesi memendam ari-ari sang jabang bayi.
No. 61 Kopohan
Pada bab ini menjelaskan mengenai penggunaan jarik yang sudah dipakai, kemudian digunakan sebagai selimut untuk sang bayi.
No.  62 Slametan Brokohan
Pada bab ini menjelaskan mengenai upacara selamaetan atau syukuran atas kelahiran sang jabang bayi.
No. 63 Rentjanane Bayi Lahir
Dalam bab ini menjelaskan mengenai para dewa yang menjelma atau wajahnya menjadi binatang.
No. 64 Puput Puser
Pada bab ini menjelaskan mengenai penutupan puser bayi. Jika laki-laki dibungkus dengan 2 merica, dan jika perempuan dibungkus dengan 2 ketumbar.
No. 65 Djeneng
Bab ini menjelaskan mengenai tata cara pemberian nama pada bayi.
No. 66 Rentjanane Baji yen Lagi Puput Puser
Penutupan puser sangat diharuskan karena, dapat menjahuhkan bayi dari godaan lelembut.
66.
Rencana bayi saat pemotongan puser logikanya saat sang bayi sudah lahir , untuk bertahan hidup dy harus makan dan minum melalui mulut tidak melalui puser lagi karena sudah tidak didalam kandungan.
67.
DIsaat Bayi Sakit ibu dan bapaknya menjilat ubun-ubun,tangan,dan telapak kaki supaya si bayi merasa hangat dan terlindungi oleh tangan kedua orang tuanya.
79
Obat setelah keguguran,tersebut agar rahim tidak mengalami luka yg serius dan bisa kembali seperti sedia kala.
81
Obat ketika ari-ari tidak mau keluar, tersebut dimaksud agar batas ari-ari dan udel si bayi lunak dan bisa dikeluarkan(dilepas) atau keluar (lepas) sendiri.
83.
Obat agar mendapat keturunan, tersebut bermaksud supaya ramuan yang telah diminum kemudian dapat membuat subur (peranakan)
85.
Obat bayi ketika terkena cacar air, tersebut bermaksud agar ramuan yang telah dibuat diusapkan ke seluruh badan dan ada juga yang di minum agar penderita cepat pulih
113.
Watak manusia menurutciri tubuh,
Jika dipantat,artinya kuat duduk lama berarti pantat merupakan tumpuan tubuh jika diposisi duduk.
115.
Bab Nama
Dalam memberikan nama pada seorang anak alangkah lebih baiknya jika menggunakan nama panjang dan berikan yang bermakna baik,maka akan membawa berkah baik pula untuk si anak.
119.
Mencirikan seseorang yang berukuran kepala besar, dia lebih mudah mengingat, mungkin karena ruang volume dikepalanya lebih besar
122.
Ketika akan membuat anak harus menyesuaikan harinya,karena ada hari yang bertepatan untuk beribadah dan tidak untuk beribadah (itu semua berdasarkan sabda rasulullah saw).
123.
Larangan untuk pasangan suami-istri bersetubuh pada jam tertentu (waktu untuk bekerja dan beribadah).
125.
Tatakrama dalam bersetubuh, berdasarkan sabda rasulullah saw jika akan pasangan suami-istri akan bersetubuh  di anjurkan untuk mandi terlebih dahulu agar bersih dan wangi.
128.
Hamil, dilarang makan buah durian karena buah durian memiliki tingkat asam yang tinggi dan bersifat panas, dilarang duduk di depan pintu karena menghalangi orang lewat.
129.
Larangan suami ketika istri sedang hamil, tidak boleh membunuh hewan logikanya karena hewan juga ciptaan yang maha kuasa.
159.                Parane lulungan golek pangan
            Pada primbon betal jemur mengungkap bahwa jika mencari sandang pangan (berdagang) yang sukses maka memilih hari yang baik yakni tiba waktu s r i yang artinya bagus untuk berjualan. Tepatnya untuk hari dan wetonnya adalah Minggu Pon, Senin Kliwon, Selasa Pahing, Rebo Wage, Kamis Pahing, Jumat wage, Setu Legi.
160.                Sri Sadana
Berfungsi sebagai mencari sandang pangan, orang sakit yang mencari obat berobat, serta orang mau berperang. Misalkan kita mengambil Sabtu Kliwon pada mencari obat buat kesehatan maka jatuh di Sri atau di arah selatan sadana. Misalnya Jumat Legi, harus ada arah utara dan berlari pada arah selatan.

161.                Parane lulungan keperluan apa bae supaya oleh gawe.
Menceritakan bahwa jika seseorang mencari pekerjaan maka harus tau hitungan Jawa yang ditulis dalam buku tersebut sehingga dapat dipermudah untuk mencari pekerjaan. Didalam kitab tersebut dituliskan misal mencari pekerjaan hari Sabtu Pahing harus dari arah Selatan atau arah Utara. Selasa Kliwon harus dari barat dan utara.
162.                Sa’at djam wawaton Lintang kaperluan samubarang gawe.
Berfungsi sebagai penanda jika bekerja selamat. Contohnya seumpama Selasa jam 11 maka jatuhnya Slamet dengan simbol “S”. Namun jika mengambil hari Minggu jam 5 maka jatuhnya pati atau Mati dengan simbol “P”.
163.                Na’as dina, sasi, tahun, iku papali kurdi.
Pada isi ini menceritakan tentang kejadian-kejadian yang tragedi. Contohnya Lamun ana bocah lahir ing wektu na’as, ora waras, geringen mindeng. Lamun gagawean ing wektu naas, ora kedadean, yen dadi ora becik.
Sebaiknya samubarang  gwe anjingkirana yaitu waktu naas, sangar, serta hari kematian, bulan, tahun, serta hari taliwangke dan samparwangke dll. Jika lahirnya Minggu Wage maka hari ketiganya adalah Selasa Legi.
164.                Sa’at
Yen ana perkara arep diputus ana ing Pengadilan. Pada sa’at menjelaskan bahwa hari dan jam saling berkaitan satu sama lainnya. Misalkan dari rumah harus memilih jam yang jatuhnya di ratu atau Padita maka akan menjadi selamat.
165.                Sa’at
Jika bermusyawarah tentang keadaan suatu negara, tukar pendapat, menyelesaikan masalah yang perlu. Dan jika berpegian jauh menyebrang lautan. Misalnya hari minggu jam 6-8 itu jatuh pada ratu maka artinya baik, senin jam 11-1 jatuh pada padita maka artinya sedeng, sabtu jam 4-6 maka jatuhnya adalah cidra maka artinya sakit atau mati.
166.                Sa’at sabarang gawe wawaton tanggal.
Sa’at achmad, baik buat bekerja, djabaril,sedeng, dan jika perang harus memakai serba warna hijau.
Misalkan memilih yusuf maka ada kebaikan dan kejelekan, jika mengadu domba orang maka harus menghadap selatan dan timur.
167.                Pamilihing desa kang arep dienggoni
Dalam hal ini, menurut kitab primbon sangat perlu jika mau memilih desa untuk penempatan dalam rumah. Misalkan nama seseorang dicocokan dengan nama desa, dan ambil aksara depan sama depannya, belakang sama belakangnya, neptunya asksara juga dan dibagi 5
Dan rumuskan jika lebih 1 (sonya) otra duwe rezeki, 2 Antaka, kerep kasusahan. 3. Donya akih rejekine. 4. Pandita, tentrem. 5. Ratu, kajen keringan.
168.                Pamilihing Pakarangan (Palemahan).
Untuk pamilihing pakarangan mebahas masalah memilih tanah atau teras rumah. Jika dalam memilih arah salah maka akan mendapat kesialan terus menerus namun jika dalam memilih arahnya tepat maka akan mendapatkan rezeki yang melimpah.
169.                Panawaran lemah sangar kayu ayeng.
Dalam penawaran tanah yang dibahas adalah bagaimana untuk membaca mantra agar    penawaran tanah sukses.
170.                Numbal Omah lan Palemahan
Untuk mencapai keberhasilan dalam melakukan Numbal Omah lan palemahan maka dilakukan puasa dua hari, pati geni satu hari, dan menggemgam garam 4 dan dilakukan membaca mantra sebanyak empat kali. 
171.                Nolak utawa Nundung Setan
Dalam bagian menceritakan bagaimana caranya untuk mengsir setan yang mengganggu seseorang.
172.                Adeping Omah
Ketika membuat rumah seharusnya ikut aturan agar rumah yang ditempati tidak menjadi sial misalnya ketika weton  kelahirannya 17 maka rumahnya harus menghadap utara atau barat.
173.                Miwiti Ngadani Pagaweyan
Menceritakan tentang bagaimana memulai bekerja sampai pekerjaan selesai. Contohnya hari minggu harus dimulai jam 6,7,11,1,5.

174.                Ngedegake maju lan ngelih omah
Pada bagian ini menceritakan bahwa ketika membuat rumah harus tahu dengan aturan-aturan agar rumah yang ditempati tidak membawa petaka. Misalnya dibulan Rabiul akhir ketika membuat rumah dapat dilihat bahwa selamat, rumahnya maju selamat dan diberi kasih sayang sesama manusia.
175.                Ngedegake maju  lan ngelih omah
Menceritakan mangsa ketika mangsa atau waktu desta yaitu adalah mendirikan rumah mendapat geringan berobat, namun ketika rumahnya maju maka akan terjadi kematian dan memindah rumah akan mati berdua. 
176.                Miwiti ngadani gawe omah lan ngelih omah.
 Rumusnya menggunakan hari pasaran neptunya dan hitungan jatuhnya guru, ratu, goroh, sempoyongan.
177.                Petungan Ngedegake utawa ndandani omah.
 Menghitung rumah harus menggunakan patokan yakni kerta, jasa, candi, bisa kuwat.
178.                Petungan Ngedegake utawa ndandani omah.
 Menghitung rumah harus menggunakan patokan yakni kerta, jasa, candi, bisa kuwat.
179.                Ngelih Omah
Menghitung rumah harus menggunakan patokan yakni kerta, jasa, candi, bisa kuwat. Jika jatuhnya kerta maka akan tentram dan selamat samoai utuh.
180.                Petungan gawe utawa ndandani.
Hitungan yang dimulai yaitu hari dan wetonnya, jika wetonnya padu, demang agung, sanggar waringan, mantri sinarodja, macan ketawang, pati.
181.                Ngadegake, maju, utawa ngelih bangsaning omah.
Untuk membuat rumah yang baik adalah hari minggu. Kalau hari Minggu membuat langgar.
182.                Isjarat ngedegake omah.
Ada godong yaitu : elo, alang-alang, dadap, madja, dan godong duwet.
183.                Tumbal omah
Untuk membuat rumah harus ada tumbal, jika ingin rumahnya menjadi selamat sentosa.
184.                Murih omah ora kalebon lemud
Membahas tentang bagaimana cara membuat rumah dari saka guru sampai selesai.
185.                Gawe bebatur omah mburi.
Pada buku ini, yang membahas tentang bagaimana cara membuat batur rumah dari menghadapnya, meletakkan pertama sampai selesai.
186.                Tumbal pasang babatur
Membahas tentang sesaji yang dibuat dan dipasang pada pojokan.
187.                Gawe Omah
Mebahas tentang bagaimana cara membuat rumah yang baik.
188.                Gawe Usuk
Membahas tentang hitungan membuat usuk dan memasangnya patokannya adalah sri, naga, werdi, mas, perak.
189.                Gawe bebalungan omah (lakar)
Hitugannya yaitu Sri, kitri, gana, liju, pokah.
190.                Dina kanggo miwiti pasang lawang
Untuk membuat pasang lawang yang baik adalah hari jumat, kalau kamis menajdi regol.
191.                Gawe anda
Hitungannya anda, ende, undu.
192.                Gawe anda
Hitungannya anda, ende, undu.
193.                Gawe amben
Hitungannya dlika, wangke, wangkong.
194.                Gawe lawang pakarangan
Pada pembuatan pekarangan harus dengan hitungan dan arahnya guna menentukan baiknya pekarangan.
195.                Gawe lawang pakarangan
Pada pembuatan pekarangan harus dengan hitungan dan arahnya guna menentukan baiknya pekarangan.
196.                Gawe lawang pakarangan
Pada pembuatan pekarangan harus dengan hitungan dan arahnya guna menentukan baiknya pekarangan, dan dijelaskan bagaimana cara-caranya menghitung untuk membuat pekarangan.
197.                Gawe Sumur
Untuk membuat sumur ditentukan ukurannya, dan bagaimana hitunghan harinya dan ada berapa depa yang dibuat
198.                Sumur supaya enak banyune
Jika membuat sumur jatuhnya tlaga maka airnya menjadi anta.
199.                Tamba Raja Singa
Yang dibahas adalah bagaimana cara menghilangkan Raja Singa.
200.                Tamba wong lanang (lakuwataning saresmi)
Menceritakan tentang bagaimana obat untuk pria yang dijelaskan secara detail.
201.                Jamu kuwat seninyong
Yang dibahasa ada oyod, babakan, kayu dll.
202.                Pigunane manuk Platukbawang
Mebhasa bagian-bagian burung Platukbawang yang ampuh digunakan sebagai kekuatan.
203.                Pigunane bulus kacarita betuwah saka nabi Sulaiman.
Kegunaan bulus dijadikan sebagai petuah. Semua anggota tubuh dari bulus sangat berguna.
204.                Kikmahe sato alas kang aran Muka kang uga diarani Tukang (bangsane ketek) agung sawabe kaya ngisor iki
Menceritakan bagaian anggota yang berguna bagi senjata milik sendiri.
205.                Wahahanane dina lan pasaran
Menceritakan bagaiman suasana ketika dipasar dengan hari weton pasar.
206.                Supaya gamapang luru sandang pangan
Dijelasakan bahwa bagaimana untuk mendaopatkan makanan secara hitungan Jawa
207.                Yen arep katekan sasedyane
Menceritakan hari-hari untuk laku seseorang.
208.                Donga arep turu lan tangi turu.
Mebaca doa menggunakan bahasa arab
209.                Ujuring turu yen duwe panuwun
Harus menghadap barat jika hitungan wetonnya 7,11,dan 15.
210.                Salat Kajat
Fungsinya untuk meminta kepada Allah SWT.
211.                Nanda laku panuwun
Fungsinya jika meminta pertolongan kepada Allah SWT maka biar tercapai maka ambil krikil,
212.                Nanda laku panuwunan
Menceritakan bagaimana caranya melaksanakan seperti mebaca surat alfatihah, al ikhlas dll. Sehingga biasa tercapai.
213.                Donga Sleman
Berfungsi untuk mencari berkah
214.                Donga Jabur
Ketiaka aakan melakukan sesuatu dan dimana saja maka harus membaca doa Jabur untuk melindungi diri sendiri.
215.                Ilmune Arya Bangah
Untuk melindungi diri dari binatang buas.
216.                Ilmune Siyungwanara
Untuk menghilangkan sato air.
217.                Panawaran wisa
Berguna ketika makan ada penawarnya
218.                Watake Wesi Aji
Menceritakan bagaimana kekuatan seorang yang dihitung menggunakan hari wetonnya.
219.                Najuh Wesi Adji
Berjalan seperti tanah dan utara selatan dan menghadap selatan sehingga akan berhasil
220.                Petungan main kertu
Jika ingin menang bermain kartu harus ada hitungannya agar tidak sial.
221.                Ngalamat Kedut
Menceritakan tentang fungsi dari kedut misalnya jika kedut-kedutan maka orang tersebut baru dibahas
222.                Nghalamate wong mimpi
Ketika mimpi ada rumusnya yakni disembur ular, mengambil air, munggah gunung kanthi kepenak, mangan apem, ngombe banyu dll.
223.                Petungan impen
Pada bab ini yang dijelaskan hitungan mimpi yang baik maupun buruk
224.                Ngalamate ati rasa keder
Menceritakan bagaiman hatinya terasa bimbang. Misalnya jam 6-8 menceritakan musyawarah dan ketika malam ada orang minta tolong.

No. 225 Tanda hati terasa nratab (trataban).
Jam
Siang
Malam
6 – 7
7 – 8
8 – 9
9 – 10
10 – 11
11 – 12
12 – 1
1 – 2
2 – 3
3 – 4
4 – 5
5 – 6
Kumpul makan.
Akan kesusahan atau celaka.
Dapat omongan bagus.
Mitra datang  omongan bagus.
Saudara datang selamat.
Dapat kabar baik.
Kumpul makan.
Dapat uang atau senang.
Dapat rerasan yang baik.
Mau berantem.
Dapat omongan baik.
Akan kehilangan uang.
Dapat kabar baik.
Bertemu dengan saudara yang jauh.
Orang kaya akan menolong.
Tanpa kabar membuat senang.
Diomong jelek.
Orang datang menata pekerjaan.
Akan ada saudara.
Akan senang.
Ada kabar baik.
Akan celaka.
Saudara datang baik.
Akan mendapat uang.

No. 226. Tanda – tanda lupa.
Jam
Siang
Malam
6 – 8

8 – 10


10 – 12



12 – 2

2 – 4


4 – 6
Badannya mau sakit atau kehilangan.
Di dalam rumah sana akan ada orang perempuan yang pergi tetapi ingat akan kebaikan.
 Akan ada saudara jauh datang pinjam uang atau dapat berita babaten.

Kaget melihat darah atau api, akan tetapi tidak menukan celaka. Akan ada saudara datang membawa barang, kalau dibeli akan mendapat untung.
 Akan ada orang datang dari jauh minta menginap, tetapi orang itu tidak benar hatinya.
Akan dapat masalah, tetapi tidak kehilangan uang.
Akan bertemu orang yang mempunya pangkat dan mendapat uang.
Jika orang laki – laki yang lupa, akan dapat undangan slametan. Jika perempuan yang lupa, akan datang orang untuk melamar.
Akan kehilangan dan kesusahan hatinya.
Akan ada orang datang untuk mencari menantu, tetapi tidak jadi.

Akan bertemu dengan teman lama, dan diajak makan enak.

No. 227. Tanda – tanda telinga berdengung.
Jam
Kiri Siang
Kanan Siang
6 – 7
7 – 8
8 – 9
9 – 10
10 – 11
11 – 12
12 – 1
1 – 2
2 – 3
3 – 4
4 – 5
5 – 6
Kedatangan.
Jalan jauh.
Saudara datang.
Akan ada untung.
Ketemu selamat.
Saudara datang.
Akan sakit.
Kehilangan saudara jauh.
Keluarga datang.
Akan jalan.
Saudara datang.
Untung banyak.
Kesusahan.
Dapat rerasan dari orang.
Pergi jauh.
Celaka besar.
Ada pradondi.
Tidak lajang.
Saudara jauh datang.
Makan enak.
Kecelakaan.
Saudara jauh datang.
Akan berpergian.
Besar untungnya.
Jam
Kiri malam
Kanan malam
6 – 7
7 – 8
8 – 9
9 – 10
10 – 11
11 – 12
12 – 1
1 – 2
2 – 3
3 – 4
4 – 5
5 – 6
Dapat selamat.
Dikasihi wanita.
Kadayohan.
Dapat undangan makan enak.
Dapat rizki.
Besar halangannya.
Seharusnya mudah.
Ada diskusi baik.
Akan berantem.
Ada masalah.
Dapat pekerjaan baik.
Saudara dapat diskusi baik.
Kehilangan.
Dapat rerasan dari saudara sendiri.
Dapat rizki.
Besar untungnya.
Selamat.
Ada orang yang suka.
Baik bicaranya.
Ada pertengkaran.
Selamat.
Kehilangan uang.
Kehilangan.
Mendapat cilaka yang besar.


No. 228. Tanda – tanda daun telinga terasa panas.
Jam
Kiri siang
Kanan siang
7 – 8
8 – 10
11 – 12
1 – 2
3 – 4
5 – 7
Ada masalah.
Ada masalah.
Dagangannya laku.
Diskusi baik.
Diskusi baik.
Diajak makan enak.
Berantem.
Kehilangan.
Dapat rizki.
Kadayohan.
Kedatangan wanita.
Dapat keuntungan.
Jam
Kiri malam
Kanan malam
7 – 8
9 – 10
11 – 12
1 – 2
3 – 4
5 – 6
Akan bertengkar.
Kehilangan.
Orang tuanya datang.
Dapat rizki banyak.
Dapat rerasan dari wanita.
Orang baik menolong.
Difitnah orang.
Diapat rerasan dari orang.
Kedatangan mantri.
Menemukan mukti.
Dapat undangan makan enak.
Kedatangan saudara.

No. 229 Tanda – tanda mata kunang - kunang.
Jam
Kiri siang
Kanan siang
6 – 8
8 – 10
10 – 12
12 – 2
2 – 4
4 – 6
Kedayohan jauh.
Akan senang dan makan enak.
Dapat senang.
Dapat keuntungan.
Kadayohan.
Dapat keuntungan.
Akan dijelekin orang.
Orang buruk membuat celaka.
Akan dapat celaka.
Dapat kesenangan.
Ada wanita datang.
Orang tua atau saudara akan datang.
Jam
Kiri malam
Kanan malam
6 – 8
8 – 10
10 – 12
12 – 2
2 – 4
4 – 6
Saudara datang senang.
Ada orang besar (penting) datang.
Dapat pertolongan dari orang.
Akan susah.
Orang jauh datang.
Ada tamu orang besar (penting).
Tamu datang mengakrabkan diri.
Ada pemeriksaan masalah.
Dapat undangan selametan.
Akan dapat keusilan dari orang.
Dapat kesenangan.
Dapat rizki.
No. 230. Tanda – tanda muka terasa panas.
Jam
Siang
Malam
7 – 8

9 – 10

11 – 12

1 – 2

3 – 4

5 – 6
Saudara datang mengajak membahas kebaikan.
Kedatangan orang mengajak buruk.
Kedatangan wanita atau teman pergi.
 Ada tamu datang buruk tujuannya.
Ada tamu datang untuk membohongi.
Kedatangan saudara untuk membahas hal yang baik.
Ada orang bertamu.

Naik pangkat atau dapat rizki besar.

Dapat keuntungan dan senang.

Akan kehilangan barang.

Kedatangan saudara untuk membahas hal yang baik.
Mau bersenang – senang, tetapi akhirnya dapat bencana.

No. 231. Tanda – tanda bersin yang tidak semestinya.
Jam
Siang
Malam
7 – 8
9 – 10

11 – 12
1 – 2
3 – 4

5 – 6
Mau makan enak atau berpergian.
Orang datang untuk menjaka bekerjasama dalam hal kebaikan. Tamu mengajak bertengkar.
Menerima kebaikan.
Diajak bertengkar.

Tamu datang membahas yang tidak ada untungnya.
Wanita berani.
Kemasukan maling tetapi ketahuan.

Wanita berani.
Ada wanita datang.
Ada tamu datang membawa makanan.
Rizki banyak.

No. 232. Tanda – tanda bertemu pengantin.
            Jika didalam penjamuan bertemunya pengantin, tempatnya pengantin laki - laki perempuan ada yang runtuh atau rumahnya renggang bergantung didinding ada yang jatuh, atau ada barang pecah, yang pecah tadi termasuk buruk, utau disebut mati, atau ada masalah yang aneh, itu jadi tanda pengantin tadi akan berpisah (cerai).
No. 233. Tanda – tanda kejatuhan cicak.
            Barang siapa yang kejatuhan cecak tepat di atas kepala, orang tadi bakal hilang kemulyaannya atau kesenangannya 8 perkara. Atau akan mendapat musibah besar, karena perempuannya terkena goda dan selanjutnya gila.
No. 234. Ngalamate klambi tiba saka sampiran utawa tjantelan.
Djam
Awan
Bengi
7 – 8
9 – 10
11 – 12

1 – 2
3 – 4
5 – 6
Arep kelangan lan lara awake.
Ana wong sumedya ngarah.
Katekan sanak nulung kabetjikan.
Jen lulungan bakal padu.
Oleh ridjeki akeh.
Kadajohan arep ngarah barang.
Dikongkon ngedolake barang.
Oleh pagawejan saka wong lija.
Katekan sadulur adoh.

Kelangan barang.
Sadulure kena prakara.
Katekan sanak mangan enak.

No. 235. Tanda - tanda lindu.
            Pada bab ini menjelaskan tanda-tanda terjadinya gempa aatu lindu yang terjadi pada bulan-bulan tertentu
No. 255. Tingkah Kucing.
Pada bab inni menjelaskan mengenai tanda-tanda tingkah laku kucing yang dipercaya dapat menyebabkan bencana.
No. 257. Tanda – tanda burung prenjak (tamujana).
Pada bab ini menjelaskan mengenai tanta-tanda burung prenjak yang dipercaya dapat menimbulkan bencana.
No. 274. Saat rajamuka miturut gunggunge neptu dina lan pasaran
Disini terdapat gunggungnnya neptu hari dan pasarannya mulai dari 7-18. Lalu terdapat jam mulai dari jam 7-5 yang dibagi dalam lima wakt, setiap waktu adalah 2 jam. Setiap waktu itulah memiliki lima huruf yang berbeda juga, diikuti tempatnya pengapesan didaerah tubuh.  Huruf-huruf itu antaralain:
1.    Huruf S yang berarti Sarju, yaitu boleh tidak bolehnya.
2.    Huruf G yang berarti Gigis, yaitu pasti boleh
3.    Huruf M yang berarti Momor, yaitu belum pasti boleh
4.    Huruf P yang berarti Pacak, yaitu tidak boleh
5.    Huruf H yang berarti Harja, yaitu akan dipastikan boleh.
No. 275. Rajamuka
Disini disebutkan tanggal-tanggal durjana memasuki rumah beserta keterangan apakah durjana tersebut yang menang atau yang punya rumah yang menang. Menang atau tidaknya durjana, memiliki 4 istilah, yaitu:
1.    Kalah njero berarti yang punya rumahlah yang kalah
2.    Kalah njaba berarti yang kalah durjananya
3.    Pada jayane berarti tidak ada yang kalah
4.    Sampyuh berarti sama-sama kalah
No. 276. Parane Durjana
Disini menerangkan arah kemana durjana datang dan pergi. Ada 4 arah, antara lain:
1.    Sanget berarti dari arah timur ke barat
2.    Salu berarti dari arah utara ke selatan
3.    Saru berarti dari arah barat ke timur
4.    Sanja berarti dari arah selatan ke utara
No. 277. Wayah tekane durjana
Ada tiga waktu datangnya durjana. Yaitu:
1.    Adam berarti datang antara jam 7 sampai 12 malam
2.    Kawa berarti datang antara jam 12 sampai jam 3 malam
3.    Iblis berati datang antara jam 3 malam sampai jam 5 pagi
No. 278. Metukake Durjana
Ada 6 hal yang dibahas disini, antara lain:
1.    Pisang berarti durjana mengumpat di pohon pisang
2.    Weragang berarti durjana mengumpat di piggir jalan
3.    Sanggar berarti durjana mengumpat di tritisan
4.    Banyu berarti durjana mengumpat di dalam sumur atau selokan
5.    Bale beraryi durjana mengumpat didalam pendopo
6.    Waringin berarti durjana mengumpat di kayu besar
No. 279. Playune durjana miturut dina lan pasaran
Disini membahas hari dan pasaran selama satu bulan (35 hari) beserta arahnya durjana. Ada 5 arah yang berbeda, antara lain:
1.    Sri dan Lusi berarti slamet (maling tidak tertangkap)
2.    Palang berarti tertangkap
3.    Kala berarti tertangkap atau bahkan mati
No. 280. Aji begananda, ajinig durjana kanggo nyirepi wong kang duwe omah kan arep dimalingi
Durjana dalam menggunaka ajian yaitu dengan cara membacakan mantra, berdiri didepan rumah yang akan dimalingi, lalu memanggil turunnya wimanasara dengan mantra yang lain. Lalu menunduk ke tanah, menjejak tanah 3 kali tidak bernafas. Sebelumnya sudah dilakukan puasa mutih selam 21 atau 40 hari, puasa pati geni selama 3 hari 3 malam atau 7 hari 7 malam yang dimulai hari Rabu Pon.
No. 281. Aji dipa, panulak adi begananda.
Aji Dipa dapat menolak aji begananda menggunakan mantra juga melakukan puasa mutih selama 21 atau 40 hari, puasa matigeni selama 3hari 3 malam atau 7 hari 7 malam, dimulai hari Jumat Pahing. Selain itu, ketika panas atau hujan tidak boleh lari menghindar atau berteduh, ketika bertemu dengan wanita tidak boleh menoleh, harus sabar menerima, mengasihi sesama, juga tidak berbuat jelek terhadap orang lain.
No. 282. Panulak durjana
Mantra penolak durjana harus dibaca jika akan tidur, selain itu juga harus melakukan puasa mutih selama 14 hari serta patigeni satu hari satu malam dimulai hari Selasa Kliwon.
No. 283. Nyirepi durjana maneh
Mantra untuk hal ini dibaca di teras rumah ketika akan tidur. Melakukan puasa mutih selama 7 hari 7 malam dan patigeni selama satu hari satu malam dimulai hari Kamis Wage.
No. 284. Sokibulkahfi
Ini digunakan untuk menolak maling dan dapat digunakan untuk menolak ama geni.
Anggoleki barang ilang lan kang kacolong, sarta petung wong lunga lan wong minggat, pangetunge miturut gunggunge neptu dina lan pasaran. Dene neptune dina lan pasaran kasebut ing kaca 4 no. 2.
No. 285. Wong lunga mulih lan orane
Ketika pergi dari rumah ada 3 turah pira.
1.    Jika turah 1 terkena sangkakala
2.    Jika turah 2 akan cepat pulang
3.    Jika turah 3 tidak akan pulang, atau jika pulangpun akan lama datangnya.
No. 286. Parane wong minggat
Terdapat 4 turah:
1.    Jika turah 1 arahnya ke timur
2.    Jika turah 2 arahnya ke barat
3.    Jika turah 3 arahnya ke utara
4.    Jika turah 4 arahnya ke selatan
No. 287. Wong minggat ketemu lan orane
Terdapat 3 turah
1.    Jika turah 1 tidak ketemu
2.    Jika turah 2 ketemu
3.    Jika turah 3 lepas arahnya
No. 288. Barang ilang ketemu lan orane
Ana 3 turah:
1.    Jika turah 1 barang tidak akan ketemu
2.    Jika turah 2 barang bisa ketemu
3.    Jika turah 3 barang tidak ketemu, tetapi orang yang mengambil akan terkena sakit
No. 289. Sapa kang nyolong
Terdapat 3 turah, yaitu:
1.    Jika turah 1 yang mengambil adalah temannya
2.    Jika turah 2 yang mengambil adalahorang satu rumah
3.    Jika turah 3 yang mengambil adalah orang jauh
No. 290. Lanang utawa wadon kang nyolong
Terdapat 3 turah:
1.    Jika turah 1 yang mengambil laki-laki
2.    Jika turah 2 yang mengambil perempuan
3.    Jika turah 3 yang mengambil samar (bisa laki-laki ataupun perempuan)
No. 291. Rupane kang nyolong
Terdapat 3 turah:
1.    Jika turah 1 yang mengambil kulitnya hitam
2.    Jika turah 2 yang mengambil mbambangawak
3.    Jika turah 3 yang mengambil kulitnya agak putih
No. 292. Ilang temenanan apa ora
Terdapat 4 turah:
1.    Jika turah 1 tiba wit (barang tidak hilang, jika hilangpun karena kecerobohan si empunya barang)
2.    Jika turah 2 tiba epang (yang mengambil saudaranya sendiri)
3.    Jika turah 3 tiba godong (yang mengambil kenalannya si istri, masih saudara dengan istri namun sudah jauh)
4.    Jika turah 4 klejang (yang mengambil orang lain)
No. 293. Petungan saka Sunan Benang
Menurut perhitungan dari Sunan Benang dilakukang menurut hari. Setiap hari tersebut terdapat ciri-ciri orang yang mengambil, juga siapakan orang tersebut, apakah saudara atau bukan. Menurut perhitungan ini juga ada cara untuk nylameti.
No. 297. Petungan barang ilang
Ada 7 petungan disini, meliputi angin, lintang, banyu, srengenge, geni, sasi, lan bumi. Setiap jenis petungan tadi terdapat ciri-ciri orang yang mengambil barang beserta jenis kelaminnya serta umurnya.
No. 298. Barang ilang miturut Sa’at Nabi
Terdapat lima turah menurut nabi Ahmad, Ngijrail. Yusup, Brahim, dan Jabarail. Masing-masing turah menurut nabi ini menyatakan ciri-ciri orang yang mengambil barang.
No. 299. Barang ilang miturut tanggal lan jam waton Sa’at Nabi
Terdapat lima pembagian tanggal hilang, dimulai dari tanggal 6 hingga tanggal 30. Satu pembagian tanngal terdapat lima tanggal yang berbeda, yaitu tanggal pertama ditambah 5 tanggal, begitu seterusnya. Terdapat juga 5 pembagian jam dimulai jam 6 sampai jam 6 lagi. Setiap jam tersebut terdapat 3 jam berbeda yang berurutan. Kecuali di jam 12 hanya terdapat satu jam, yaitu jam 12 itu sendiri.
Setiap jam dan tanggal tersebut dibagi atas nama-nama Nabi beserta Sa’atnya.
No. 300. Anggoleki kadurjanan
Untuk menentukan kearah mana durjana tadi pergi, menggunakan neptu hari dan pasaran, dimulai tanggal 7. Untuk menentukan waktu berangkat mencari durjana menggunakan hari, dimulai dengan hari minggu sampai hari sabtu.
No. 301. Mbuburu kewan alas
Agar dalam memburu hewan mendapatkan hasil harus menggunakan neptu hari dan pasaran yang dimulai dengan tanggal 7 sampai tanggl 18. Setipa anggal tadi nantinya akan diarahkan ke hutan sebelah mana.
No. 302. Tuku kewan
Terdapat lima neptu dan pasaran ketika akan membeli hewan, yaitu suku watu gajah yang berarti tidak baik, serta buta dan ratu yang berarti baik.
No. 303. Nanadur
Terdapat 4 jenis neptu hari dan pasaran dalam hal menanam, yaitu oyod, godhong, uwit, uwoh yang setiap nama tersebut mengandung arti tanaman apa yang harus ditanam.
N0. 304. Nanadur miturut dina
Hanya terdapat 6 hari dalam menanam, dimulai dengan hari minggu sampai hari Jumat. Dalam setiap hari tersebut disebutkan tanaman apa yang cocok ditanam menurut hari tadi.
No. 305. Donga ama mentek lan panulak tikus
Disini diterangkan doa yang harus dibaca agar tanaman dijauhi oleh hama dan tikus.
No. 306. Petungan akeh utawa larang udan
Banyak sedikitnya hujan yang turun adalah menurut watak satu-satunya tahun, jatuhnya ditanggal satu bulan Sura itu jatuhnya di hari apa. Dimulai dengan hari minggu (dite kenaba), hari senin (soma warjita), hari selasa (hanggara rekata), hari rabu (buda mahesaba), hari kamis (respati mintuna), hari jumat (sukra mangkara, dan hari sabtu (tumpak menda).
No. 307. Petungan mongsa manut pecak wawayanganing surya
Terdapat 12 mongsa, hari jalannya mongsa, umur mongsa, petung pecak (dhuhur dan ashar) serta candranya mongsa.
No. 308. Candraning taun sirah
Ada 10 jenis, yaitu dimulai dari eka tunggal sampai dasa sepuluh. Masing-masing candra mewakili sesuatu yang ada dialam semesta ini.
No. 309. Tahun sirah
Terdapat 10 tahun sirah, yaitu eka bumi, dwi sawah, tri gunung, catur segara, panca tawang, sad panggonan, sapta aprang, asta kayangan, nawa dahana, dan dasa raja.
No. 310.  Windu sirah
Terdapat 10 windu sirah dimulai dari 1-10 beserta ciri-ciri yang mengikutinya.
No. 311. Terlayane bumi
Ada 10 hal yang dibahas disini, mulai dari eka sawiji, sad nem, dwi loro, sapta pitu, tri trlu, asta wolu, catur pat, nawa sanga, panca lima, lan windu sepuluh.
No. 312. Wataking widu papat
Terdapat 4 windu, yaitu adi, kuntara, sangara, dan sancaya. Dalam setiap windu itu disebutkan juga arah dimana ia bertempat tinggal, juga apa yang akan terjadi jika ada sesuatu hal apa.
No. 313. Dina tibaning tanggal
Dimulai dari tanggal 10 sampai tanggal 18.
No. 314. Kadadeyane manungsa saka tumurune wiji manut dina lan pasaran
Disini terdapat hari pasaran (legi, paing, pon, wage, kliwon), turunnya wiji (pupu kiwa, tengen, pelandungan, lambung tengen, lan gitok) wijinya (priyayi, sudagar, narakarti, tani, ratu) beserta watak yang sesuai denga pekerjaannya.
No. 315. Pitakonan bayi lair
Ada 3 turah, yaitu 1 berarti laki-laki, 2 berarti perempuan, 3 berarti hanya Allah yang tahu.
No. 316. Nyumurupi panguripane anak miturut kelahirane bapak lan anake
Disini dijelaskan bagaimana masa depan sanga anak menurut hari lahir ayahnya dan tanggal lahirnya sendiri. Ada yang hidupnya enak nantinya, ada juga yang akan prihatin hidupnya.
No. 317. Sangkalane bayi
Terdapat lima pasaran (legi, paing pon, pon, wage, kliwon) yang masing-masing dijelaskan bagaimana bayi tersebut diperlakukan ketika lahir.
No. 318. Lelarane manungsa
Terdapat 5 pembedaan sakitnya manusia, yaitu dimulai dari sabda, guna, tirta, wana, lepas. Masing-masing pembedaan tersebut dijelaskan sakit karena apa yang didertia itu, beserta aksi menolaknya dengan cara apa.
N0. 319. Lelara
Obat yang harus digunakan ketika sakit menurut hari dimulainya sakit, yanitu diulai hari minggu sampai hari sabtu.
No. 320. Parane luru tamba wong lara, berkah Sunan Giri.
Ada 7 hari dimulai dengan hari minggu sampai hari sabtu, dan ada 4 arah dimulai dari timur, selatan, barat, dan utara.
No. 321. Mijeti wong lara, berkah Sunan Kalijaga
1.    Sakit di hari minggu: dalamakan
2.    Sakit di hari senin: kentol
3.    Sakit di hari selasa: pupu
4.    Sakit di hari rabu: puser
5.    Sakit dihari kamis: dada
6.    Sakit dihari jumat: gulu
7.    Sakit di hari sabtu: rai
No. 322. Wiwitaning lelara
Penyebab sakit dapat terlihat berdasarkan hari dimulainya sakit, mulai hari minggu sampai hari sabtu.
N0. 323. Lelara miturut lahire ing pasaran
Jenis penyakit dapat dilihat dari pasaran hari lahir dimulai dari legi-kliwon.
No. 324. Wiwitan tekane lara
Obat yang dapat digunakan orang sakit dapat ditentukan oleh pasaran (legi-kliwon) dimulainya sakit
No. 325. Slametan lan kang nambani.
Slametan dan yang mengobati dapat dilihat menurut pasaran hari dan neptu dimulai dari 7/13, 8/14 sampai 12/18. Disitu disebutkan dari mana asala sakit. Slametan menggunakan apa, dan siapa yang harus mengobati (laki-laki ataupun perempuan).
No. 236. Yen ana pageblug
Lebih baik tidur setelah jam 1 malam dan membaca doa yang sudah ditentukan. Juga setiap malam sebelum jam 12, datang ke teras rumah sambil membaca doa sebanyak 40 kali.
No. 237. Panengeran wong arep ajal
Disini disebut ciri-ciri orang yang kan meninggal. Berupa ciri-ciri fisik dan ciri-ciri mimpinya. Terdapat 15 penjelasan mengenai ciri-ciri orang yang akan meninggal.
Sasmita kang kawistara ing liyan. Disini disebutkan 8 ciri-cirii orang yang akan meninggal beserta waktunya.
No. 328. Donga srabat
Doa srabat ini dibacakan untuk orang yang sedang sakit, insyaAllah orang yang saki tersebut akan cepat sehat.
No. 329. Sekarat suwe
Ketika ada orang yang sekarat sudah lama, dan akan meninggal sebaiknya dibacakan doa.
No. 330. Pal wong ajal
Dimulai dengan hari minggu sampai sabtu. Di setiap hari tersebut disebutkan jamnya, siang ataupun malam sama saja.
No. 331. Yen mayit mambu banger (bacin)
Jika mendapati mayit yang berbau tidak enak, harus didoakan.
No. 332. Slametan wong mati
Disini disebutkan waktu slametan orang meninggal selama 1 bulan (35 hari) menurut neptu dan hari pasaran, dan menurut banyaknya hari untuk slametan dimulai dari 3 hari sampai seribu hari.
No. 333. Pangupakarane layon
Disini dijelaskan tatacara memperlakukan jenasah, dimulai dari dicabut nyawanya, dimandikan, disholatkan, sampai dikubur.
No. 334. Ngirim leluhur
Setiap bulan ruwah dimulai tanggal 15 sampai tanggal 30 adalah waktu untuk mengirim doa kepada leluhur yang sudah meninggal. Disini disebutkan tatacara mengirim doa dimulai dari masuknya ke pekuburan sampai selesai.
No. 335. Kapetuk layon
Jika bertemu dengan orang yang baru meninggal harus membaca doa yang sudah ditenukan disini.
No. 336. Faidatun, donga akir taun
Barangsiapa yang membaca doa sebanyak 7 kali disetiap hari akhir tahun maka orang tersebut tidak akan meninggal disepanjang tahun itu.
No. 337. Ilmu nujum
Ilmu nujum membahas mengenai semua pertanyaan mengenai masa depan. Dalam ilmu nujum ini terdapat 21 bab petanyaan yang berbeda mengenai masa depan tadi.


6 komentar:

  1. ANALISIS KITAB PRIMBON BETAL DJEMUR ini sumbernya dari mana? kalo boleh tahu jika dari buku mohon beritahu judulnya dan pengarangnya terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ada kok di Shopee, nama bukunya BETALJEMUR ADAMMAKNA. Penerbitnya CV BUANA RAYA. Yang warna biru versi bahasa indonesianya yang warna oranye versi bahasa jawanya.

      Hapus